Pernah jadi destinasi utama wisata di Tarakan, namun kini telah ditinggalkan. Jadi jangan heran bila memasuki gerbang depannya, yang tampak seolah tidak terawat.
Pengunjungnya pun sepi. Hanya beberapa orang bisa dihitung dengan jari. Sesekali masih digunakan sebagai tempat outbond, kemah, belajar golf ataupun lokasi pengambilan foto pre wedding.
Tepat di samping kanan gerbang bagian dalam terdapat pos jaga dan tak jauh melangkah dari arah gerbang menuju ke dalam, tepatnya di sebelah kiri jalan berdiri sebuah papan reklame yang menggambarkan denah lokasi Wana Wisata tersebut.
Dari denah tersebut, kita bisa mengetahui posisi atau lokasi tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi, seperti taman satwa, kebun anggrek, bumi perkemahan, kolam pancing, tempat bermain anak-anak, tempat bermain golf dan beberapa tempat santai seperti kantin, persemaian, hutan pinus dan hutan agatis.
Wow… pasti seru berwisata di sini. Bayangan kita jika melihat papan petunjuk itu. Tapi itu dulu.
Sekarang semua fasilitas itu sudah tidak ada. Yang tertinggal hanya bekas-bekasnya. Seperti kandang hewan yang tak terurus, pot-pot bunga anggrek yang tak ditanami lagi dan lain-lainnya.
Lebih jauh ke dalam, pemandangan teduh diarena tersebut sangat meyejukkan mata. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak terdukung oleh fasilitas yang mamadai, seperti perawatan rumput di bawah rindangnya pepohonan, serta kursi taman dan tempat bersantai lainnya hampir tidak ada ditemui.
Mencoba menjelajah lebih ke dalam wana wisata tersebut, dan setelah melalui ridangnya pepohonan pinus dan agatis, terdapat sebuah jembatan yang melintasi sebuah sungai kecil.
Di seberang jembatan, akan ditemui tiga buah rumah sederhana tempat tinggal para pengawas yang bertugas di wana wisata tersebut. Tepat di belakang jejeran rumah pengawas, terdapat 7 buah kandang satwa yang pernah menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berlibur.
Kandang aneka burung dan kandang beruang madu, monyet, semua tampak tidak terawat dan beberapa bagian dinding kandang sudah rusak. Menurut informasi, beberapa tahun silam di taman satwa tersebut terdapat berbagai macam satwa yang ditangkar dari alam liar seperti gajah, jerapah dan beberapa jenis satwa lainnya.Tulisan diatas saya ambil dari blog ini.
Beruntung waktu saya datang ke Tarakan dan bertemu dengan wana wisata persemaian sudah dalam keadaan tidak terurus dan ditinggalkan.
Bagi saya tempat ini tetap menyenangkan untuk sekedar dikunjungi memanjakan mata melihat warna hijau, mendengar suara burung dan tempat latihan mengambil gambar.
Apalagi pada dasarnya saya suka sendiri, sunyi dan tidak begitu suka keramaian.
Kadang teman-teman kerja saya juga heran apa yang dilihat disana. Soalnya tidak ada apa-apa seperti dulu, hanya tinggal sepi dan terasa seram.
Kalau soal itu saya akui sih, sampai bawa bekal garam dalam kantong segala awalnya ... ha3x.
Namun bagi saya masih banyak keindahan yang tersembunyi yang bisa ditemukan oleh lensa compact kamera saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar