Facebook yang memberi tahu, dan saya ucapkan ucapan pendek sederhana, "met ultah".
Ulang tahun bagi banyak orang adalah moment yang sangat khusus dan berarti.
Tonggak penanda awal yang patut dikenang bersama orang-orang yang penting atau kita kasihi. Ulang tahun juga saat membuktikan kedekatan hubungan dan kepedulian bagi beberapa orang .
Kejutan, kehangatan, keceriaan hingga kehebohan sering tampak pada acara tersebut.
Hadiah tak jarang menyemarakkan. Moment setahun sekali yang bagi sebagian orang, tentu tidak boleh begitu saja terlewatkan.
Awal bulan lalu seorang teman mengirimkan ucapan selamat ulang tahun beserta doa panjang lewat whatapps saya. Lalu bertanya betulkah harinya, karena ia pun ragu ... he3x.
Saya ucapkan terima kasih dan jelaskan bahwa bukan hari itu. Dia minta maaf. Saya bilang tidak masalah toh saya juga tidak pernah merayakan acara ulang tahun.
Mungkin aneh, namun itulah yang memang terjadi.
Hadiah saya terima dari orang lain pertama kali adalah saat saya khitan (saat akhir kelas 6 SD) bukan saat hari lahir saya dalam masehi...he3x.
Dulu saat saya masih kelas 4 SD pernah diundang datang ke perayaan ulang tahun teman sekelas, yang merayakan ulang tahun berbarengan dengan kakaknya.
Setelah itu, perayaan ulang tahun yang saya ingat hanya terjadi saat Maulid Kanjeng Nabi, kami menyebutnya Muludan.
Saya membawa ember berisi makanan bersama teman-teman ke langgar desa. Didoai dan makan bersama secukupnya. Sisanya dibawa pulang lagi.
Keluarga kami memang tidak merayakan ulang tahun, paling-paling memberi ucapan selamat saja. Seandainya tidak pun tidak jadi masalah.
Sebagai orang jawa ibu saya malah lebih mengenalkan weton (hari lahir menggunakan hari dan pasaran yang berhubungan dengan almanak jawa) dan puasa weton.
Ibu saya melakukan puasa weton, selain berpuasa bila anak-anaknya menghadapi ujian baik sekolah ataupun mencari kerja. Sejak sekolah menengah atas saya sudah melakukannya juga, berpuasa weton.
Hari lahir dalam jawa ini hampir tiap bulan ada.
Weton bapak saya yang selalu dirayakan dengan mengundang anak-anak tetangga sekitar buat kenduri kecil-kecilan.
Jajanan pasar yang dibagikan biasanya disertai juga bubur merah dan bubur putih (jenang sengkala).
Saya suka sekali pada rasa jenang sengkala teringat jelas hingga saat ini. Ada rasa manis pada bubur merah dan rasa asin pada bubur putih layaknya kehidupan.
Awal kuliah saya baca sebuah buku mengenai larangan berpuasa hari sabtu saja, kok saperti kaum yahudi yang berpuasa hari sabbat.
Sejak itu saya mulai melakukan puasa ngapit weton (puasa tiga hari, sebelum hari kelahiran saya dalam jawa, saat hari kelahiran dan sesudahnya).
Perayaan kelahiran justru diperingati dengan bersyukur dalam kesunyian. Tanpa ucapan, hadiah dan kejutan.
![]() |
Wanawisata Persemaian, Tarakan 2016 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar