Semakin lama, ia pun semakin jahat. Penduduk Negeri Jin menjadi resah. Raja Jin akhirnya memerintahkan pengawal kepercayaannya, Jin Putih, untuk menangkap Jin Hitam.
Pertarungan seru antara Jin Putih dan Hitam berlangsung berhari-hari. Mereka berdua ternyata sama-sama sakti.
Untunglah suatu ketika Jin Hitam lengah. Jin Putih berhasil memenjarakannya di dalam sebuah botol. Jin Putih lalu melempar botol itu, sehingga jatuh ke dunia manusia.
Ratusan tahun Jin Hitam terkurung di dalam botol di dunia manusia. Ia kemudian berjanji. Ia akan mengabulkan tiga permintaan dari orang yang membebaskan dirinya dari dalam botol.
Tanpa terasa telah 1000 tahun Jin Hitam menunggu.
Gadis 1, Tarakan 2016 |
Suatu hari ada seorang anak sedang menggembalakan kambing-kambingnya. Tanpa sengaja ia menemukan botol tempat Jin Hitam dikurung.
Karena penasaran, si Anak Gembala membuka tutup botol itu. Keluarlah asap hitam dari mulut botol. Pelan-pelan, asap itu berubah bentuk menjadi sosok besar yang hitam.
Anak Gembala sangat terkejut.
"Hahaha, terimakasih, Anak Kecil. Kau telah membebaskan aku, si Jin Hitam yang terkenal sangat jahat dari Negeri Jin! Sekarang sebutkanlah tiga pertanyaan, dan aku akan mengabulkannya," kata Jin Hitam dengan suara berat.
Anak Gembala itu masih terdiam. Rasa kagetnya belum hilang.
"Cepatlah! Sebelum aku berubah pikiran," desak Jin Hitam galak.
"Tadi kau bilag, kau adalah jin yag sangat terkenal jahat?" tanya anak itu berusaha tidak takut.
"Ya, betul! Aku memang terkenal jahat dan kejam di negeri Jin!" jawab Jin Hitam bangga.
"Kalau begitu...aku cuma punya satu permintaan," kata anak itu setelah berpikir beberapa saat. "Aku ingin kau menjadi jin yang baik hati!"
"Itu mudah. Aku akan kabulkan permintaanmu itu," kata Jin Hitam.
Tanpa pikir panjang, Jin Hitam menggunakan ilmu sihirnya untuk memenuhi permintaan Anak Gembala. Jin Hitam lalu menghilang.
Jin Hitam sangat gembira karena kini ia telah bebas. Dalam hati, ia menertawakan kebodohan Anak Gembala.
Diberi tiga kesempatan, anak itu malah hanya meminta satu permintaan. Permintaan yang konyol pula, pikir Jin Hitam.
Ia lalu terbang ke Negeri Jin untuk balas dendam pada Jin Putih.
Setiba di Negeri Jin, Jin Hitam melihat banyak perubahan di negeri itu. Ia juga heran, karena penduduk jin yang berpapasan dengannya tidak tampak ketakutan sama sekali.
Namun ia kemudian teringat, bahwa ia telah lama sekali meninggalkan negeri itu. Jadi tak ada lagi jin yang ingat padanya. Semua telah lupa pada kehebatannya, dan kekejamannya dulu.
Dalam hati, Jin Hitam merasa marah. Kini ia tidak lagi ditakuti.
Ia bahkan tidak dikenal siapa pun. Jin Hitam akhirnya berniat membuat kejahatan lagi. Kebetulan dari arah depan, nampak jin tua sedang memanggul karung berat.
Jin Hitam lalu membaca mantra. Ia menyihir agar karung si jin tua menjadi berkali-kali lipat beratnya.
Ajaib! Yang terjadi malah sebaliknya. Karung itu malah menjadi sangat ringan. Jin tua seolah memanggul segenggam kapas.
"Jin Hitam, terima kasih untuk kebaikannmu!" ucap jin tua yang tahu kalau ini adalah akibat dari sihir Jin Hitam.
Hati Jin Hitam bertambah jengkel. Ia pun semakin sering berbuat jahat.
Namun anehnya, semua sihirnya selalu berubah menjadi sihir baik. Akibatnya, semakin banyak penduduk jin yang memujinya dan menyukainya.
Jin Hitam benar-benar pusing melihat keanehan itu. Akhirnya, pada suatu hari, ia pun teringat pada Anak Gembala dan satu permintaannya yang konyol.
"Ternyata Anak Gembala itu benar-benar cerdik. Anak itu telah mampu mengurung niat jahatku. Ia telah membuat penjara yang jauh lebih kuat daripada penjara yang dibuat oleh Jin Putih," pikir Jin Hitam.
Jin Hitam sadar, ia telah dilkalahkan Anak Gembala tanpa sebuah pertarungan.
Kini di negeri jin, Jin Hitam menjadi terkenal seperti duylu lagi. Namun bukan karena kejahatannya melainkan karena kebaikannya.
Cerita Anak ini pernah di muat di Majalah Anak- Anak Bobo Tahun XXXVI Terbit 02 Oktober 2008 dan Kumpulan Dongeng No.66 Pustaka Ola.
Anak Gembala itu masih terdiam. Rasa kagetnya belum hilang.
"Cepatlah! Sebelum aku berubah pikiran," desak Jin Hitam galak.
"Tadi kau bilag, kau adalah jin yag sangat terkenal jahat?" tanya anak itu berusaha tidak takut.
"Ya, betul! Aku memang terkenal jahat dan kejam di negeri Jin!" jawab Jin Hitam bangga.
"Kalau begitu...aku cuma punya satu permintaan," kata anak itu setelah berpikir beberapa saat. "Aku ingin kau menjadi jin yang baik hati!"
"Itu mudah. Aku akan kabulkan permintaanmu itu," kata Jin Hitam.
Tanpa pikir panjang, Jin Hitam menggunakan ilmu sihirnya untuk memenuhi permintaan Anak Gembala. Jin Hitam lalu menghilang.
Jin Hitam sangat gembira karena kini ia telah bebas. Dalam hati, ia menertawakan kebodohan Anak Gembala.
Diberi tiga kesempatan, anak itu malah hanya meminta satu permintaan. Permintaan yang konyol pula, pikir Jin Hitam.
Ia lalu terbang ke Negeri Jin untuk balas dendam pada Jin Putih.
Setiba di Negeri Jin, Jin Hitam melihat banyak perubahan di negeri itu. Ia juga heran, karena penduduk jin yang berpapasan dengannya tidak tampak ketakutan sama sekali.
Namun ia kemudian teringat, bahwa ia telah lama sekali meninggalkan negeri itu. Jadi tak ada lagi jin yang ingat padanya. Semua telah lupa pada kehebatannya, dan kekejamannya dulu.
Dalam hati, Jin Hitam merasa marah. Kini ia tidak lagi ditakuti.
Ia bahkan tidak dikenal siapa pun. Jin Hitam akhirnya berniat membuat kejahatan lagi. Kebetulan dari arah depan, nampak jin tua sedang memanggul karung berat.
Jin Hitam lalu membaca mantra. Ia menyihir agar karung si jin tua menjadi berkali-kali lipat beratnya.
Ajaib! Yang terjadi malah sebaliknya. Karung itu malah menjadi sangat ringan. Jin tua seolah memanggul segenggam kapas.
"Jin Hitam, terima kasih untuk kebaikannmu!" ucap jin tua yang tahu kalau ini adalah akibat dari sihir Jin Hitam.
Hati Jin Hitam bertambah jengkel. Ia pun semakin sering berbuat jahat.
Namun anehnya, semua sihirnya selalu berubah menjadi sihir baik. Akibatnya, semakin banyak penduduk jin yang memujinya dan menyukainya.
Jin Hitam benar-benar pusing melihat keanehan itu. Akhirnya, pada suatu hari, ia pun teringat pada Anak Gembala dan satu permintaannya yang konyol.
"Ternyata Anak Gembala itu benar-benar cerdik. Anak itu telah mampu mengurung niat jahatku. Ia telah membuat penjara yang jauh lebih kuat daripada penjara yang dibuat oleh Jin Putih," pikir Jin Hitam.
Jin Hitam sadar, ia telah dilkalahkan Anak Gembala tanpa sebuah pertarungan.
Kini di negeri jin, Jin Hitam menjadi terkenal seperti duylu lagi. Namun bukan karena kejahatannya melainkan karena kebaikannya.
Cerita Anak ini pernah di muat di Majalah Anak- Anak Bobo Tahun XXXVI Terbit 02 Oktober 2008 dan Kumpulan Dongeng No.66 Pustaka Ola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar