Sejak piyik, saya sudah suka membaca. Maklum orang tua dua-duanya guru, dan kegemaran itu diturunkan dari ayahnya bapak.
Bapak saya tentu gemar membaca. Sejak SD saya sudah kenal banyak komik dan majalah anak seperti Deni, Manusia Ikan. Pak Janggut, Majalah Bobo, Majalah Ananda, Si Kuncung dan banyak lagi .
Menginjak sekolah menengah menengah semakin beragam bacaan saya. Buku sastra mulai masuk, berawal dengan Padang Ilalang di Belakang Rumah Kami-nya NH. Dini, itu yang masih melekat di ingatan, saya pinjam dari perpustakaan sekolah.
Kebiasaan ini berlanjut hingga sekarang.
Saat rekan-rekan admin XPI membahas tentang mini 4-WD, terus terang saya tidak paham sama sekali. Bukan dunia saya.
Saya ingat dulu mainan itu sering ditayangkan iklannya saat saya lihat Doraemone di masa awal televisi swasta ada, di rumah tetangga saya. Maklum televisi kami tidak bisa menerima siarannya.
Mainan mahal, bagi anak-anak orang kaya begitu pikiran saya saat itu. Saya lebih akrab dengan kumpulan majalah bekas atau buku yang dipinjam dari sekolah, atau waktu saya habis di sawah.
Kemungkinan hal itulah yang membuat saya jadi seorang pemimpi ... ha3x.
Belakang rumah NH. Dini dengan padang ilalang dan ingatannya tentu tidak berhubungan dengan saya, apalagi halaman belakang kantor saya ... iyalah ...ha3x
Kami dari generasi yang berbeda.
Halaman belakang kantor adalah tempat saya berimajinasi, bertemu dengan dunia kecil yang menarik. Apalagi saat compact kamera saya sudah dapat dipakai mengambil gambar macro.
Di tempat itu yang berbatasan hutan kota, saya temukan tempat menjauh sejenak dari kejenuhan pekerjaan dan lumayan sunyi.
Bila halaman belakang rumah NH. Dini merupakan tempat bersembunyi tetangga-tetangganya, halaman belakang kantor adalah tempat saya memasuki dunia kecil sunyi yang berbeda.
![]() |
Gadis 1, Tarakan 2016 |
![]() |
Gadis 1, Tarakan 2016 |
![]() |
Gadis 1, Tarakan, 2016 |
![]() |
Gadis 1, Tarakan 2016 |
![]() |
Gadis 1, Tarakan 2016 |
![]() |
Gadis 1, Tarakan 2016 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar